Jumat, 23 Agustus 2013

HAKIKAT SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT





Aku memahami kebaikan dari keburukan
dan keburukan dari kebaikan

Aku melihat yang tampak dari yang tersembunyi 
dan melihat yang tersembunyi pada apa yang tampak

kebijaksanaan ku melihat segala sesuatu sedang berjalan ke arah kebaikan

Aku terbebas dari penilaian baik dan buruk 
karena Aku adalah kesempurnaan dalam kebaikan dan keburukan

Aku menyinari kegelapan 
membasahi yang kering, mengeringkan yang basah

Aku mengisi yang kosong 
memberi yang meminta 
melepaskan yang terikat ...



kesejatian dan kebenaran ku bukanlah sekedar tubuh yang kelak akan ku tinggalkan setelah kematian

Kau adalah kecerdasan tak terbatas yang terkunci dalam pikiran yang terbatas 

Kau adalah yang selalu hidup 
dan yang pergi saat kematian 
tetapi Kau sendiri tak pernah mati ...



Aku adalah sebuah ke T1ada an 

tanpa awal tanpa akhir

berjalan di antara keabadian semu 
dan terpaku nanar di lembah-lembah kesunyian

sajak ku berguman di sela-sela pencarian akan hakikat hidup

Aku adalah kekosongan sekaligus yang mengisi kekosongan semesta raya 

Aku mewujudkan diriku sebagai bagian yang tak termiliki



kita tak pernah menanamkan apa-apa 
dan takkan pernah mendapatkan apa-apa

Aku adalah Sastra Jendra yang mencari air kehidupan 

dan setelah semuanya usai 
Aku akan kembali ke dalam kedamaian di pelukkan Sang Pencipta
yang T1ada awal dan T1ada akhir ...



Ia berisi kebenaran yang mengalir dari Pikiran Atas Sadar

yang hidup selalu hidup...yang mati tak pernah hidup...
maka
sesungguhnya Tak Pernah Ada Kematian

ada kesempurnaan di dalam kealamian semesta


saat kesadaran terjaga 

alam semesta mendengar dan jiwa kosong berbicara ...

Kau adalah entitas kesadaran agung ku 
yang terjebak dalam semesta kecil tubuh dan pikiran manusia ...

Kau adalah diri kecil ku yang sedang bertumbuh untuk bisa mengingat hakikat diriku yang besar

Kau adalah alam semesta yang sedang belajar memahami dirinya sendiri ...

Kau adalah yang memberi tanpa harus meminta ...

Kau adalah yang terlibat tanpa mesti terikat ...

Kau adalah pemilih yang tak terjebak oleh penilaian atas setiap pilihan mu ...

Kau adalah kesadaran tak terbatas dalam tubuh yang terbatas ...

Kau adalah kecerdasan tak terbatas yang terkunci dalam piliran yang terbatas ...



belajar dari awan ...

sudah saatnya menyadari sejauh mana kita kini berada

apakah baru mulai menguap menuju setiap langit agar tampak sebagai kesuksesan dari bumi ...

ataukan masih terombang ambing dalam gerakan dualitas tinggi rendahnya pemahaman ...

mungkin juga tanpa sadar kita bahkan telah memilih menjadi bagian dari kegelapan mendung yang hadir di bumi
menciptakan badai dan kehancuran bagi kehidupan ...

dengan labilnya pemahaman akan kesadaran jiwa
kita justru akan menciptakan perdebatan
menyulutkan api kemarahan dan menggelegarkan gemuruh suara-suara gusar 
yang menggiring dunia pada air mata kehancuran ...



hidup bukanlah pilihan

bukan pula sebuah tujuan 

namun sebuah persinggahan untuk mencapai kesempurnaan 
dengan melalui ilusi rintangan nyata yang berlindung dibalik tirai duniawi yang begitu halus





manusia bukanlah makhluk hidup yang sedang berjuang menuju cahaya

melainkan makhluk cahaya yang sedang berada dalam tubuh manusia ...

untuk hidup dan menjalanai peran keduniawiannya ...



jika Tuhan pun tidak lagi ku yakini

lalu siapa lagi yang bisa kupercaya dan ku yakini ...?

bukankah tubuh manusia adalah Kitab Suci tertua 
yang ditulis sendiri oleh Sabg Pencipta ...?

manusia tidak lain adalah Alam Semesta yang sedang memahami dirinya sendiri ...



HIDUP ADALAH SOAL KEBERANIAN MENGHADAPI YANG TANDA TANYA

"tanpa kita bisa mengerti"

"tanpa kita bisa menawar"

terimalah dan hadapilah ...



aku, kamu dan kalian adalah sebuah kebodohan yang tercipta ...

terlahir untuk tercerai berai terpendam ...

terhempas dan terhenyak ...


kita adalah T1ada

dan kembali dalam sebuah ke T1ada an ...














salam damai hati selalu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar