Aku memahami kebaikan dari keburukan
dan keburukan dari kebaikan
Aku melihat yang tampak dari yang tersembunyi
dan melihat yang tersembunyi pada apa yang tampak
kebijaksanaan ku melihat segala sesuatu sedang berjalan ke arah kebaikan
Aku terbebas dari penilaian baik dan buruk
karena Aku adalah kesempurnaan dalam kebaikan dan keburukan
Aku menyinari kegelapan
membasahi yang kering, mengeringkan yang basah
Aku mengisi yang kosong
memberi yang meminta
melepaskan yang terikat ...
kesejatian dan kebenaran ku bukanlah sekedar tubuh yang kelak akan ku tinggalkan setelah kematian
Kau adalah kecerdasan tak terbatas yang terkunci dalam pikiran yang terbatas
Kau adalah yang selalu hidup
dan yang pergi saat kematian
tetapi Kau sendiri tak pernah mati ...
Aku adalah sebuah ke T1ada an
tanpa awal tanpa akhir
berjalan di antara keabadian semu
dan terpaku nanar di lembah-lembah kesunyian
sajak ku berguman di sela-sela pencarian akan hakikat hidup
Aku adalah kekosongan sekaligus yang mengisi kekosongan semesta raya
Aku mewujudkan diriku sebagai bagian yang tak termiliki
kita tak pernah menanamkan apa-apa
dan takkan pernah mendapatkan apa-apa
Aku adalah Sastra Jendra yang mencari air kehidupan
dan setelah semuanya usai
Aku akan kembali ke dalam kedamaian di pelukkan Sang Pencipta
yang T1ada awal dan T1ada akhir ...
Ia berisi kebenaran yang mengalir dari Pikiran Atas Sadar
yang hidup selalu hidup...yang mati tak pernah hidup...
maka
sesungguhnya Tak Pernah Ada Kematian
ada kesempurnaan di dalam kealamian semesta
saat kesadaran terjaga
alam semesta mendengar dan jiwa kosong berbicara ...
Kau adalah entitas kesadaran agung ku
yang terjebak dalam semesta kecil tubuh dan pikiran manusia ...
Kau adalah diri kecil ku yang sedang bertumbuh untuk bisa mengingat hakikat diriku yang besar
Kau adalah alam semesta yang sedang belajar memahami dirinya sendiri ...
Kau adalah yang memberi tanpa harus meminta ...
Kau adalah yang terlibat tanpa mesti terikat ...
Kau adalah pemilih yang tak terjebak oleh penilaian atas setiap pilihan mu ...
Kau adalah kesadaran tak terbatas dalam tubuh yang terbatas ...
Kau adalah kecerdasan tak terbatas yang terkunci dalam piliran yang terbatas ...
belajar dari awan ...
sudah saatnya menyadari sejauh mana kita kini berada
apakah baru mulai menguap menuju setiap langit agar tampak sebagai kesuksesan dari bumi ...
ataukan masih terombang ambing dalam gerakan dualitas tinggi rendahnya pemahaman ...
mungkin juga tanpa sadar kita bahkan telah memilih menjadi bagian dari kegelapan mendung yang hadir di bumi
menciptakan badai dan kehancuran bagi kehidupan ...
dengan labilnya pemahaman akan kesadaran jiwa
kita justru akan menciptakan perdebatan
menyulutkan api kemarahan dan menggelegarkan gemuruh suara-suara gusar
yang menggiring dunia pada air mata kehancuran ...
hidup bukanlah pilihan
bukan pula sebuah tujuan
namun sebuah persinggahan untuk mencapai kesempurnaan
dengan melalui ilusi rintangan nyata yang berlindung dibalik tirai duniawi yang begitu halus
manusia bukanlah makhluk hidup yang sedang berjuang menuju cahaya
melainkan makhluk cahaya yang sedang berada dalam tubuh manusia ...
untuk hidup dan menjalanai peran keduniawiannya ...
jika Tuhan pun tidak lagi ku yakini
lalu siapa lagi yang bisa kupercaya dan ku yakini ...?
bukankah tubuh manusia adalah Kitab Suci tertua
yang ditulis sendiri oleh Sabg Pencipta ...?
manusia tidak lain adalah Alam Semesta yang sedang memahami dirinya sendiri ...
HIDUP ADALAH SOAL KEBERANIAN MENGHADAPI YANG TANDA TANYA
"tanpa kita bisa mengerti"
"tanpa kita bisa menawar"
terimalah dan hadapilah ...
aku, kamu dan kalian adalah sebuah kebodohan yang tercipta ...
terlahir untuk tercerai berai terpendam ...
terhempas dan terhenyak ...
kita adalah T1ada
dan kembali dalam sebuah ke T1ada an ...
salam damai hati selalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar