Minggu, 31 Maret 2013

Mematikan Diri Sebelum Datang Kematian



matikan dirimu sebelum kamu mati

maka mati yang Pertama itu
seolah-olah bercerai ruh dan jasad
tiada daya dan upaya walau sezarah pula pada hakekatnya
hanya Allah jua pada hakekatnya
hanya Allah jua yang berkuasa

kemudian di musyahadahkan di dalam Hati
dengan menyaksikan kebesaran 
yaitu sifat Jalal dan Jamal Nya dan Kesucian Nya


maka mati diri sebelum mati itu 
ialah dengan memulanagkan segala amanah Allah 
yaitu tubuh jasad ini kepada yang menanggung amanah 
yaitu Ruhaniah jua

ditariknya Nafas itu dengan hakikat memulangkan Zat, Sifat, Af'al kita 
kepada Zat, Sifat, Af'al Allah
yang berarti memulangkansegala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang bathin (Ruh)
dan pulangkan wujud ruh pada hakikatnya kepada wujud yang Qadim


maka selepas mematikan diri yang pertama
hendaklah melakukan Mi'raj
yaitu mematikan diri peringkat Kedua

yang dinamakan mati Maknawi
yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu melainkan hanya berhadap pada Allah jua

dengan meletakkan nafas kita melalui Alam Anfas
yaitu antara dua kening
merasa penuh limpah dalam Alam Kudus kita 
yaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain melainkan hanya hatimu berhadap
pada Allah Ta'ala jua


mati pada peringkat yang Ketiga
adalah mati segala usaha ikhtiar dan daya usaha diri
karena diri kita ini tidak boleh melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri

sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat fakir, dhaif, lemah dan hina

di naik kan Tanafas hingga ditempatnya dengan sempurna di Nufus 
dengan melihat pada matahati itu 
dari Allah, 
dengan Allah, 
dan untuk Allah


dari Allah menggerakkan Ruhaniah
dari Ruhaniah menggerakkan Al-Hayat
dari Al-Hayat menggerakkan Nafas
dari Nafas menggerakkan Jasad
dan pada hakikatnya itu Allah jualah yang menggerakkan semuanya


pada pangangan zahir perbuatan hamba,
tetapi pada pandangan matahati parbuatan Allah jua


maka Syuhud akan Allah pada kosadnya (niat)
dan segala gerak dan DIAM nya sebagaimana firman Nya :

DAN TIADALAH YANG MELONTAR OLEH ENGKAU YA MUHAMMAD KETIKA MELONTAR TETAPI ALLAH YANG MELONTAR ...














Mengenal Diri yang Sebenarnya

maksudnya mengenal yang sebenar-benarnya diri
atau
mengetahui asalnya diri supaya tahu yang sebenarnya agar mengenal akan Tuhan

ini agar meng-Esa-kan yang sebenar-benarnya diri kepada Allah Ta'ala
agar jangan sampai Murakabah yang bersusunan pada ilmu Nya

adapun juga maksud dari penjelasan di atas itu menerangkan keadaan perkakas isi tubuh yang zahir dan yang bathin
maka jika sudah pula diketahui seperti ini
hendaknya di fana kan 
agar tetap ke Esa an Nya dan tidak siapapun jua yang dapat menduakan Nya
Allah saja yang Tunggal/Esa

kemudian daripada itu disinilah yang mulai menerangkan
yang bernama Diri itu ada 2 bagian:
- Diri yang Zahir
- Diri yang Bathin

adapun Diri yang Zahir itu asal daripada unsur Adam,
Adam unsurnya memiliki 4 perkara, yaitu :
A p i
 A n g i n
A i r 
T a n a h

dan berikutnya penjabaran atau makna dari tulisan atau huruf ALLAH
yang sering kita lihat dalam kaligrafi :

- Alif  =  Api
- Lam Awal  =  Angin
- Lam Akhir  =  Air
Ha  =  Tanah / Bumi


1. adapun Api itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf Alif bernama ZAT yang menjadi Rahasia hurufnya pada kita

2. adapun Angin itu terbit dari Diri yang Bathin jua 
yang hurufnya pada kita Lam Awal bernama Sifat yang menjadi Nyawa pada kita / Nafas

3. adapun Air itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf Lam Akhir bernama Asma 
yang menjadi Hati pada kita 
( Air Nuthfah dan Air Liur )

4. adapun Tanah / Bumi itu terbit dari Diri yang Bathin jua
berhuruf Ha
bernama Af'Al 
menjadi tingkah laku / perbuatan pada kita


demikianlah Diri kita yang Zahir ini terbit dari Bayang-Bayang kita yang Bathin jua 
dan adanya huruf yang bertuliskan ALLAH

T A P I

jangan sampai saudara mengakui bahwa saudara adalah Tuhan 
karena Diri kita yang Zahir ini hanyalah Tulisan
( ingat ! hanya sebatas huruf / tulisan )
yang berlafadz ALLAH

untuk itulah Allah Ta'ala menciptakan tulisan / huruf tersebut 
agar kita mengenal Diri kita yang Zahir

kemudian daripada itu setelah kita mengetahui Diri kita yang Zahir
hendaklah kita ketahui Diri kita yang Bathin pula
agar dapat kita kenal akan Tuhan melalui Diri yang Bathin

sebagaimana seperti sebuah sabda yang sangat dikenal oleh para kaum sufi

MAN ARAFA NAFSAHU FA QAD ARAFA RABBAHU
maksudnya
barang siapa mengenal sebenar Diri, niscaya Diri mengenal Tuhannya

tetapi sebelum kita mengenal akan diri kita yang Bathin
hendaklah mati dahulu sebelum mamti Diri yang Zahir tadi

MUTU KABLA ANTA MUTU
(hadist)
 jikalau telah kita mematikan Diri yang Zahir tadi
barulah nyata Diri kita yang Bathin yanag bernama
sebenar-benar Diri











semoga bermanfaat buat semua

aamiin