Kamis, 18 Juli 2013

Hakekat Awal Nur Muhammad

  

pemahaman hakekat awal Nur Muhammad
pada umumnya dimulai dari kajian ASAL yaitu KETIKA
seluruh alam belum ada dan belum satupun makhluk di ciptakan Allah SWT

pada saat itu yang ada hanya Zat Tuhan semata-mata.
satu-satunya zat yang ada dengan Sifat Ujud-Nya

banyak dari kalangan Sufi memahami bahwa pada saat itu 
Zat yang Ujud yang bersifat QIDAM
tersebut belumlah menjadi Tuhan
karena belum bernama Allah


untuk bisa dikatakan sebagai Tuhan
sesuatu itu harus dan wajib ada yang menyembah

apabila tidak ada yang menyembah 
maka tidak bisa sesuatu itu disebut Tuhan


karena Zat yang Ujud-Nya bersifat QIDAM tersebut pada saat itu hanya berupa Zat
maka pada saat itu 
Dia belum menjadi Tuhan dan Dia belum bernama Allah

karena kata Allah sendiri dipakai dan diperkenalkan oleh Tuhan sendiri setelah ada makhluk yang akan menyembahnya
serta hakekat makna kata Allah itu sendiri berarti yang disembah oleh sesuatu yang lebih rendah daripadaNya


setelah itu barulah diciptakan Muhammad dalam ujud Nur atau Cahaya 
yang diciptakan atau berasal dari Nur atau Cahaya Zat 
yang menciptakannya
( sebagai perbandingan kalimat Adam diciptakan dari tanah )

yaitu Nur yang cahayanya terang benderang lagi menerangi
( kemudian Nur tersebut difahami sebagai Nur Muhammad )

Nur itulah kemudian men sifati atau memberi sifat akan Zat yaitu Ujud 
yang berarti ada dan mustahil bersifat tidak ada
karena sudah ada yang mengatakan "ada" atau meng-"ada"-kan
yaitu Nur Muhammad


Jabir ibn AbdAllah r.a berkata kepada Rasulullah SAW :

# wahai Rasulullah, biarkan kedua ibu bapakku dikorbankan untukmu, kabarkanlah perkara yang pertama Allah jadikan sebelum semua benda ? #


Baginda Rasul berkata :
wahai Jabir, perkara yang pertama yang Allah jadikan ialah cahaya Rasul mu daripada cahaya-Nya,
dan cahaya itu tetap seperti itu didalam KekuasaanNya selama KehendakNya,
dan tiada apa pada masa itu #
(Hr : al-Tilimsani, Qasfallani, Zaeqani)
Abd al-Haqq al-Dihlawi mengatakan bahwa hadist ini sahih


Ali ibn al-Husayn daripada bapaknya daripada kakeknya berkata bahwa Rasulullah SAW berkata :

# aku adalah cahaya dihadapan Tuhanku selama 14 ribu tahunsebelum Dia menjadikan Adam a.s
(HR. Imam-Ahmad, Dhahabi dan al-Tabrani)


setelah Nur Muhammad diciptakan dari Nur atau Cahaya Zat Nya
maka selanjutnya Nur Muhammad itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan keberadaannya dengan Zat
karena dengan Nur Muhammad itulah Zat melahirkan semua sifat yang di sifatiNya



# # # # # # # # # # # 



Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi
perumpamaan cahaya Allah 
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus
yang dalamnya ada pelita besar

pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya (yaitu) pohon Zaitun
yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat (nya) 
yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi
walaupun tidak disentuh api

cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) 
Allah membimbing kepada cahaya-Nya 
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
(QS : 024 : An-Nuur ayat 35 )


yang dimaksud lubang yang tidak tembus (Misykat) ialah
suatu lubang didindingrumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya
biasa digunakan untuk tempat lampu atau barang-barang lain

maksudnya pohon zaitun itu tumbuh dipuncak bukit 
ia dapat sinar matahari baik diwaktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam
sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik


Ibn Jubaya dan Ka'b Al Ahbar berkata :

# apa yang dimaksudkan bagi cahaya yang kedua itu ialah Rasulullah SAW karena baginda adalah pesuruhNya dan penyampai dari Allah SWT terhadap apa yang menerangi dan terdzahi #

Ka'b berkata :

minyaknya bersinar akan berkilauan karena Rasulullah SAW bersinar akan diketahui kepada orang ramai
walaupun jika baginda tidak mengakui bahwa baginda adalah seorang nabi
sama seperti minyak itu bersinar berkilauan walaupun tanpa dinyalakan #


dari dalil-dalil tadi difahami bahwa
antara Nur Muhammad dengan Zat Tuhan 
adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu dimana Allah berdiri disana Nur Muhammad berada


ibarat api dengan panasnya
dimana api berada maka disana pula panasnya berada

dimana Zat berada disana pula Nur Muhammad berada

bukanlah dikatakan api kalau tidak terasa panas

ketika api disentuh maka sesungguhnya yang tersentuh hanyalah panasnya saja
dan ketika terasa panasnya api 
pada hakekatnya yang dirasakan adalah api itu sendiri

sehingga untuk memudahkan pemahaman kalau di ibaratkan "Api" adalah Zat
dan "Panas" adalah Nur Muhammad yang menjadi sifat yang tidak terpisahkan dari api.





















semoga bermanfaat
salam damai hati selalu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar