Rabu, 10 Juli 2013

BAB AL - QUR'AN II ( sisi bathin Al - Qur'an )




dalam kaitan dengan Al-Qur'an,
Rasulullah SAW bersabda :

"Al-Qur"an memiliki bentuk luar yang indah dan makna bathin yang kaya"

Beliau juga bersabda :
Al-Qur'an memiliki sisi bathin dan sisi bathin itu memiliki tujuh lapis sisi bathin "
( Al-Qur'an memiliki 7 arti lahir dan 7 arti bathin )
( hadist Qudsti )

Al-Qur'an merupakan kumpulan ayat,
dimana sesuatu yang nyata tidaklah terpisahkan dari yang tak tampak

sehingga ketika seorang memahami yang tampak,
maka ia mengetahui bahwa dia mulai memahami bagian yang tak tampak

j a d i
di balik deretan huruf dan rangkaian kata yang dikandungnya
Al-Qur'an menyimpan petunjuk_petunjuk dan makna_makna bathin yang tak terhingga


Allah SWT berfirman :

Dia-lah yang menurunkan Al kitab (AL-Qur'an) kepadamu,
di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang Muhkamaat
itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an (jelas maknanya) 
dan yang lain (ayat-ayat) Mutasyabihat
(sarat duga atau multi interpretatif)
adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan
maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang Mutasyabihat
untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya.
mereka berkata : "kami beriman kepada ayat-ayat yang Mutasyabihaat, semua itu dari sisi Tuhan kami."
dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal. "
( Ali Imran : 7 )


" dan perumpamaan-perumpamaan ini 
( ayat-ayat Mutasyabihaat ) 
kami buaatkan untuk manusia;
dan tiada yang memahami kecuali orang-orang yang berilmu "
( Al-Ankabut : 43 )

" sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata
( terang maknanya )
di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu (ulama)
dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim "
( Al-Ankabut : 49 )

" Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan 
berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.
adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin
bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka,
tetapi mereka yang ingkar 
mengatakan ; apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan ?;
dengan perumpamaan itu banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali
orang-orang yang fasik."
( Al-Baqarah : 26 )

Ayat-ayat yang Mutasyabihaat dalam Al-Qur'an memiliki ta'wil yang samar atau serat duga

k a l i m a h :

Bismillahirrahmaniirrohiim ...

kalimat ini dapat ditangkap sebagai kalimat pernyataan tentang suatu tindakan  yang sedang dilakukan.
kata "dengan" pada kalimat tersebut menunjukan 
bahwa orang itu melakukan sesuatu 
"dengan" nama Allah sebagaimana halnya dengan pernyataannnya.

"dengan kacamata" 
maka kacamata adalah sesuatau yang digunakan untuk membaca

dengan pengertian yang lain
ada juga penterjemahan yang menambahkan kata "menyebut"
di antara bis dan mi 
sehingga bismillah diterjemahkan menjadi
dengan menyebut nama Allah

beberapa terjemahan tadi menunjukan bahwa
Bismillah
juga tergolong Mutasyabihaat

demikian juga dengan ayat :
Bacalah Dengan Nama Tuhanmu Yang Menciptakan
( Al-Alaq,1)

ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an memiliki kemungkinan untuk difahami 
secara luas dan dalam
bahkan mengapa surat yang pertamakali turun yakni Al Alaq 
ditempatkan pada urutan ke 96 
tentunya menjadikan urutan surat-surat dalam Al-Qur'an juga menjadi Mutasyabihaat.
kenyataannnyalah bahwa sebagian besar ayat-ayat Al-Qur'an 
bahkan urutan suratnya adalah Mutasyabihaat
(serat duga )

Firman Allah terekam di Al-Qur'an dalam bentuk huruf dan kata
sementara tindakannya terungkap di alam semesta dalam kejadian yang faktual

antara kata dan kejadian ini terdapat jalinan yang jelas bagi orang-orang yang berilmu.

itulah mengapa seorang hambatidak akan pernah menemukan
pertentangan pada saat mencari pengetahuan tentang alam melalui metedologi saintitik 
dan menerima pengetahuan tentang alam ghaib dari wahyu Al-Qur'an.
bahkan dengan penuh keyakinan ia akan menyadari 
bahwa dibalik tanda-tanda fisik terdapat makna-makna bathin yang luas dan dalam
sehingga ia akan senantiasa mencari petunjuk-petunjuk dari Al-Qur'an dan hadist mengenai makna-makna itu

Kitab Al-Qur'an adalah kitab yang menghimpun atau merangkum
seluruh pengetahuan, keinginan, kekuasaan dan perbuatan Allah.

perintah untuk membaca (Iqra) merupakan ajaran/ajakan
untuk memahami Al-Qur'an
bahkan sekedar melafalkannya
Allah ber ulang-ulang menyebutkannya dalam Kitab Al-Qur'an,
dan salah satu ayat,
Firman-Nya

" Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran
maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?"

lalu
bagaimana kita memahami Al-Qur'an secara mendalam dengan baik dan benar
sehingga tidak terkena ancaman Allah yang dinyatakan dalam firman-Nya :

Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan
maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihaat untuk menimbulkan fitnah 
dan untuk mencari-cari takwilnya,"
( Al- Imran ; 7 )


dengan tidak mengesampingkan pentingnya ilmu pengetahuan
 yang kita bina didalam otak 
denga cara belajar di sekolah,
yang sangat penting dalam memahami ayat-ayat Allah sampai ke sisi bathinnya,
adalah ilmu hati yang terletak di dalam dada.

hati dan otak adalah dua unsur materi sangat berbeda 
baik dari segi materi, wilayah persepsi, fungsi dan dayanya

penting untuk kita sadari bahwa 
kemampuan akal (otak) untuk memahami secara obyektif-empiris,
ada batasnya
contohnya untuk memahami dimana ujung batas dari alam semesta ini saja 
akal tidak dapat menjangkaunya
apalagi untuk secara langsung memahami sesuatu yang bathin


Kitab Al-Qur'an ada menjelaskan bahwa dengan berfikir saja tidak cukup 
untuk memahami Al-Qur'an

Firman Allah SWT :

" Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti 
kecuali dengan persangkaan (pikiran) saja
sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran
sesungguhnya Allah Maha Mengetaui pa yang mereka kerjakan."
( Yunus : 36 )

bahkan yang sebenarnya,
mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan ilmunya
dan belum datang kepada mereka takwilnya
(penjelasannya)


" Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan.
Maka perhatikanlah bagimu akibat orang-orang yang zalim itu"
( Yunus : 39 )

kedua ayat di atas
Allah menunjukkan sesuatu yang bathin harus dipahami dengan ilmu hati (bathin)

karenanya untuk memahami Al-Qur'an pada sisi bathinnya,
perlu masuk ke tingkat persepsi yang lebih tinggi

bila alat yang bernama akal itu sudah tidak berdaya,
maka selain akal, alat apalagi yang dapat kita pakai untuk memahaminya

Rasulullah SAW bersabda :
" Di dalam dada ada segumpal daging,
yang bila baik itu daging maka baiklah semua amal perbuatannya,
bila buruk maka buruklah amal perbuatannya,
itulah kalbu, "
( segumpal daging yang dimaksud = jantung/hati )

Firman Allah :

" Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi,
lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami
atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada, "
( Al-Hajj : 46 )


"Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia.
mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat kami)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah)
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah) 
mereka itu sebagai binatang ternak 
bahkan mereka lebih sesat lagi
mereka itulah orang-orang yang lalai
(hatinya lalai dari ingat Allah),"
( Al Araaf : 179 )


" Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (matahatinya) dari  kesesatannya.
dan kamu tidak dapat memperdengarkan melainkan kepada orang-orang yang beriman 
dengan ayat-ayat/tanda-tanda kami.
mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada kami)."
( Ar Ruum : 53 )


dari firmanAllah tadi 
dapatlah kita simpulkan bahwa
hati yang terletak di dalam dada memiliki sesuatu untuk memahami
sisi bathin Al-Qur'an
sesuatu itu diterangkan Allah sebagai matahati

pada ayat tersebut telah menunjuk 
hati sebagai pusat kesadaran manusia
bukan pikirannya.
Jadi Islam mendahulukan hati yang aktif sebagi pusat kesadaran
menghasilkan ilham 
kemudian dilanjutkan dengan berfikir dengan akalnya

Ilmu hati inilah yang perlu dipelajari dari sumber-sumber yang benar
sehingga dapat melepaskan kita dari kesesatan dalam memahami
pesan-pesan Allah yang terekam dalam Kitab Al-Qur'an


Tentang Al-Qur'an yang bathin diterangkan Allah melalui ayat-ayat dalam kitab Qur'an :


Tidaklah Al-Qur'an ini dibuat oleh selain Allah;
yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menerangkan kitab yang tidak ada keraguan didalamnya (kitab Al-Qur'an) dari Tuhan Semesta Alam
( Yunus : 37 )


=
Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata
(terang maknanya)
di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu(ulama)
dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim
( Al Ankabut : 49 )

Al-Qur'an yang bathin ini mejadi furqan membedakan(menunjukan)
yang haq (kebenaran) dan yang batil (salah)


"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an,
maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. "
( Al A'raaf : 204 )























semoga bermanfaat

salam damai hati selalu







Tidak ada komentar:

Posting Komentar