Minggu, 07 April 2013

RENUNGAN KESEJATIAN






dalam penantian sang hamba menuju kesempurnaan

maka akan dimulai dengan ilmu

dalam ilmu (pengetahuan) tidak akan memberikan manfaat (sia-sia)
jika tanpa didasari kesadaran dalam niat yang tulus

SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU MATI,
KECUALI MEREKA-MEREKA YANG BERPENGETAHUAN,
DAN MEREKA-MEREKA YANG BERPENGETAHUAN BANYAK YANG TERTIDUR
KECUALI MEREKA-MEREKA YANG MENGAMALKAN,
DAN MEREKA-MEREKA YANG MENGAMALKAN BANYAK YANG TERTIPU 
KECUALI MEREKA-MEREKA YANG TULUS IKHLAS


ketika lautan hikmah dari segala ilmu terselami 
maka terlihatlah mutiara-mutiara indah yang sangat berkilauan

dan banyak di antara para salik yang mengambil mutiara-mutiara itu
karena saking takjub dan terpananya melihat keindahan mutiara-mutiara tersebut


ketika rasa takjub itu datang merasuk ke dalam Qalb
maka pada saat itu nyanyian ke ego an menyertai dan mengakibatkan diri hanyut dan tenggelam dalam Rasa/Zauq

ketahuilah

pada satu sisi 
rasa/zauq itu adalah "jalan/thoriqoh'
menuju Sang Sejati


akan tetapi 
apabila terlen dan hanyut dalam rasa/zauq itu
dan lupa akan "Sang Pemilik Rasa"
maka semakin banyak duri-duri yang akan tumbuh pada diri



lihatlah....disekeliling
berapa banyak yang asyik masuk dalam rasa 
berenang dalam kenikmatan rasa
lalu merasa kosong
lalu meraba dalam kosong
dan mengatakan tidak ada apa-apa
dan menyatakan inilah sejati
inilah puncak 
inilah akhir dari segalanya 
inilah ia


maka ketika hal itu telah tertanam
maka itulah akar daripada duri-duri yang akan menyelimuti diri 
dan tanpa sadar
telah ber Tuhan kan kekosongan
ber Tuhan kan ke hampa an
ber Tuhan kan ke T1ada an


sesungguhnya rasa/zauq itu
masih didalam sifat jamal - Nya
dan bukan itulah akhir perjalanan

namun itu barulah awal perjalanan untuk melangkah 
di "Arsy Tuhan"
dan akhirnya
"menengok rahasia kalam"


apakah mutiara-mutiara indah yang sangat berkilauan itu ...?

itulah 
Zikir / Zikrullah


semakin banyak berzikir/zikrullah dengan bermacam-macam zikir (mutiara)
maka semakin terhijab

jika
masih terpandang ma siwa Allah (sesuatu)
masih terpandang akan diri :
"aku ini berzikir"
"aku ini beramal"
"aku ini berthoreqoh"
"aku ini bermursyid"
aku ini ber makrifat"
dll...dll...

maka akan timbul suatu penekanan akan sesuatu

jika penekanan "akan sesuatu" itu telah menjadi pandangan bathinnya
maka hijab telah menutupi Qalb dari nurNya yang nyata

ia melihat akan nur
tetapi yang terlihat bukanlah nur yang sesungguhnya
melainkan BAYANGAN daripada nur

maka BAYANGAN tetaplah BAYANGAN
sampai kapanpun tetaplah BAYANGAN
dan BAYANGAN bukanlah yang punya BAYANG


bulan nyata terlihat tetapi tiada diketahui
karena yang diketahui hanya kenyataan bulan di atas danau 
dan bathin lalai bahwa sesungguhnya yang ada di danau itu bukan bulan
melainkan hanya BAYANGAN dari sang bulan


maka 
lihatlah bulan yang terang 
dan cahayanya sangat menyejukkan itu dan mendamaikan qalb itu sangat nyata dan indah
bukan dimana-mana 
tetapi ada dimana-mana

maka untuk masuk ke jalan itu :

lepaskan lah tubumu ...
lepaskan lah hatimu ...
lepaskan lah jiwamu ...
lepaskan lah ruhmu ...
lepaskan lah aku mu...

hingga engkau tak bertubuh jasad lagi
tidak berhati lagi
tidak berjiwa lagi
tidak ber ruh lagi
dan tidak ber aku lagi

pandanglah yang memandang

dan rasakan yang merasakan

maka engkau TIDAK ADA
maka engkau kosong
maka engkau hampa

bukan Al - Haq yang tidak ada
bukan Al - Haq yang kosong itu
bukan Al - Haq yang hampa itu

melainkan dirimulah yang kosong itu
dirimulah yang T1ada
dirimulah yang hampa dan sunyi itu

dan tidak boleh dua, tiga, empat atau banyak yang mengisi kekosongan itu 
melainkan hanya satu yang ber hak untuk mengisi kekosongan itu
yaitu Al - Haq


dirimu bukanlah dirimu
karena dirimu kosong 
dan Al-Haq lah yang ada pada kekosongan itu

jika dirimu sudah kosong karena memang kosong
jika dirimu sudah tidak ada karna memang tidak ada

maka yang manakah yang disebut ego ... ?
maka yang manakah yang disebut nafsu ... ?
maka yang manakah yang disebut aku ... ?
maka semuanyapun tidak ada / kosong
karana memang kosong / tidak ada / T1ada

maka jika ada bantah membantah
maka jika ada sanggah menyanggah
maka jika ada hujat menghujat

selama itu engkau masih belum kosong dari kedirianmu
maka itulah hijab / tirai yang sangat tipis bak sehelai rambut dibelah tujuh

nyata ke T1ada an itu menunjukkan nyatanya yang ada
( Al - Haq )


maka matilah sebelum engkau mati 
....................
maka siapakah yang ada setelah kematianmu ... ?

jika engaku sudah mati 
maka engkau sudah tidak ada 
maka siapakah yang ada setelah kematianmu / ke T1ada an mu ... ?
ANA ( AL_HAQ ) yang ada ...


jika hanya Al-Haq yang ada
maka selain itu dalah fatamorgana,
BAYANGAN semu, tidak ada
dan nyatalah Ana (AL-Haq) meliputi pada kekosongan dan ke T1ada an dirimu

dan kekosongan diri / ke T1ada an diri itulah singgasana / kerajaan Tuhan 
dan disitulah Al - Haq bersemayam (Arsy)

bukan di tubuh
bukan pula di hati 
bukan pula di jiwa 
dan juga bukan di ruh


m a k a

DIAM = mati = kosong = tidak ada = LAA HAWLA WA LAA QUWWATA ......

dan itulah diri yang bernama Pije, Teguh, Rijal, Syukri, Siti, Syifa, Laila,
dll ..... dll ...... dll...


dari kosong maka akan kembali kosong

dari tidak ada maka akan kembali tidak ada








Tidak ada komentar:

Posting Komentar