dalam penantian sang hamba menuju kesempurnaan
maka akan dimulai dengan ilmu
dalam ilmu (pengetahuan) tidak akan memberikan manfaat (sia-sia)
jika tanpa didasari kesadaran dalam niat yang tulus
SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU MATI,
KECUALI MEREKA-MEREKA YANG BERPENGETAHUAN,
DAN MEREKA-MEREKA YANG BERPENGETAHUAN BANYAK YANG TERTIDUR
KECUALI MEREKA-MEREKA YANG MENGAMALKAN,
DAN MEREKA-MEREKA YANG MENGAMALKAN BANYAK YANG TERTIPU
KECUALI MEREKA-MEREKA YANG TULUS IKHLAS
ketika lautan hikmah dari segala ilmu terselami
maka terlihatlah mutiara-mutiara indah yang sangat berkilauan
dan banyak di antara para salik yang mengambil mutiara-mutiara itu
karena saking takjub dan terpananya melihat keindahan mutiara-mutiara tersebut
ketika rasa takjub itu datang merasuk ke dalam Qalb
maka pada saat itu nyanyian ke ego an menyertai dan mengakibatkan diri hanyut dan tenggelam dalam Rasa/Zauq
ketahuilah
pada satu sisi
rasa/zauq itu adalah "jalan/thoriqoh'
menuju Sang Sejati
akan tetapi
apabila terlen dan hanyut dalam rasa/zauq itu
dan lupa akan "Sang Pemilik Rasa"
maka semakin banyak duri-duri yang akan tumbuh pada diri
lihatlah....disekeliling
berapa banyak yang asyik masuk dalam rasa
berenang dalam kenikmatan rasa
lalu merasa kosong
lalu meraba dalam kosong
dan mengatakan tidak ada apa-apa
dan menyatakan inilah sejati
inilah puncak
inilah akhir dari segalanya
inilah ia
maka ketika hal itu telah tertanam
maka itulah akar daripada duri-duri yang akan menyelimuti diri
dan tanpa sadar
telah ber Tuhan kan kekosongan
ber Tuhan kan ke hampa an
ber Tuhan kan ke T1ada an
sesungguhnya rasa/zauq itu
masih didalam sifat jamal - Nya
dan bukan itulah akhir perjalanan
namun itu barulah awal perjalanan untuk melangkah
di "Arsy Tuhan"
dan akhirnya
"menengok rahasia kalam"
apakah mutiara-mutiara indah yang sangat berkilauan itu ...?
itulah
Zikir / Zikrullah
semakin banyak berzikir/zikrullah dengan bermacam-macam zikir (mutiara)
maka semakin terhijab
jika
masih terpandang ma siwa Allah (sesuatu)
masih terpandang akan diri :
"aku ini berzikir"
"aku ini beramal"
"aku ini berthoreqoh"
"aku ini bermursyid"
aku ini ber makrifat"
dll...dll...
maka akan timbul suatu penekanan akan sesuatu
jika penekanan "akan sesuatu" itu telah menjadi pandangan bathinnya
maka hijab telah menutupi Qalb dari nurNya yang nyata
ia melihat akan nur
tetapi yang terlihat bukanlah nur yang sesungguhnya
melainkan BAYANGAN daripada nur
maka BAYANGAN tetaplah BAYANGAN
sampai kapanpun tetaplah BAYANGAN
dan BAYANGAN bukanlah yang punya BAYANG
bulan nyata terlihat tetapi tiada diketahui
karena yang diketahui hanya kenyataan bulan di atas danau
dan bathin lalai bahwa sesungguhnya yang ada di danau itu bukan bulan
melainkan hanya BAYANGAN dari sang bulan
maka
lihatlah bulan yang terang
dan cahayanya sangat menyejukkan itu dan mendamaikan qalb itu sangat nyata dan indah
bukan dimana-mana
tetapi ada dimana-mana
maka untuk masuk ke jalan itu :
lepaskan lah tubumu ...
lepaskan lah hatimu ...
lepaskan lah jiwamu ...
lepaskan lah ruhmu ...
lepaskan lah aku mu...
hingga engkau tak bertubuh jasad lagi
tidak berhati lagi
tidak berjiwa lagi
tidak ber ruh lagi
dan tidak ber aku lagi
pandanglah yang memandang
dan rasakan yang merasakan
maka engkau TIDAK ADA
maka engkau kosong
maka engkau hampa
bukan Al - Haq yang tidak ada
bukan Al - Haq yang kosong itu
bukan Al - Haq yang hampa itu
melainkan dirimulah yang kosong itu
dirimulah yang T1ada
dirimulah yang hampa dan sunyi itu
dan tidak boleh dua, tiga, empat atau banyak yang mengisi kekosongan itu
melainkan hanya satu yang ber hak untuk mengisi kekosongan itu
yaitu Al - Haq
dirimu bukanlah dirimu
karena dirimu kosong
dan Al-Haq lah yang ada pada kekosongan itu
jika dirimu sudah kosong karena memang kosong
jika dirimu sudah tidak ada karna memang tidak ada
maka yang manakah yang disebut ego ... ?
maka yang manakah yang disebut nafsu ... ?
maka yang manakah yang disebut aku ... ?
maka semuanyapun tidak ada / kosong
karana memang kosong / tidak ada / T1ada
maka jika ada bantah membantah
maka jika ada sanggah menyanggah
maka jika ada hujat menghujat
selama itu engkau masih belum kosong dari kedirianmu
maka itulah hijab / tirai yang sangat tipis bak sehelai rambut dibelah tujuh
nyata ke T1ada an itu menunjukkan nyatanya yang ada
( Al - Haq )
maka matilah sebelum engkau mati
....................
maka siapakah yang ada setelah kematianmu ... ?
jika engaku sudah mati
maka engkau sudah tidak ada
maka siapakah yang ada setelah kematianmu / ke T1ada an mu ... ?
ANA ( AL_HAQ ) yang ada ...
jika hanya Al-Haq yang ada
maka selain itu dalah fatamorgana,
BAYANGAN semu, tidak ada
dan nyatalah Ana (AL-Haq) meliputi pada kekosongan dan ke T1ada an dirimu
dan kekosongan diri / ke T1ada an diri itulah singgasana / kerajaan Tuhan
dan disitulah Al - Haq bersemayam (Arsy)
bukan di tubuh
bukan pula di hati
bukan pula di jiwa
dan juga bukan di ruh
m a k a
DIAM = mati = kosong = tidak ada = LAA HAWLA WA LAA QUWWATA ......
dan itulah diri yang bernama Pije, Teguh, Rijal, Syukri, Siti, Syifa, Laila,
dll ..... dll ...... dll...
dari kosong maka akan kembali kosong
dari tidak ada maka akan kembali tidak ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar