Jumat, 26 Juli 2013

NUR MUHAMMAD 2





kepercayaan dan keyakinan yang penuh lah membuat diri seseorang itu percaya dan yakin kepada istilah Nur Muhammad

ini disebabkan karena Nur Muhammad adalah sesuatu yang ghaib
maka terlalu sukar bagi manusia itu hendak mem percayai Nya

walaupun dalam Rukun Imam harus percaya kepada yang Ghaib,
namun 
mau tidak mau
manusia terpaksa ragu dengan keimanannya

karena Allah SWT senantiasa menyeru kepada manusia yang ber azaskan kepada seruan
orang-orang yang BERIMAN 
bukan kepada orang-orang ISLAM


tidak semestinya orang Islam itu ber iman
karena jika setiap orang Islam itu benar-benar ber iman maka sudah tentulah mereka akan melaksanakan Hukum-Nya

karena itulah Allah menyatakan kebanyakan mereka tidak beriman sebagaimana firman-Nya yang artinya :

# sebagian daripada mereka tidak mau beriman malah melakukan syirik #
( Yusuf ayat 106)



di dalam kehidupan manusia,
kadangkala manusia bertanya-tanya 
apakah penilaian Allah terhadap seseorang manusia ?

jawabannya sangat mudah ...

Allah tidak memandang kepada manusia (jasmani)
tetapi Allah memandang kepada HATI yang di dalamnya ada mengandung Nur

maksudnya adalah ...

Hati yang mengandung Nur Muhammad (cahaya yang terpuji)

m a k a 
manusia hendaklah mengenali Hati nya 
yaitu tempat bersemayam Allah SWT


Hati yang dimaksud adalah bukan merupakan segumpal daging 
tetapi Hati itu adalah Rohani (Rohul Yaqazah) yang terdiri dari 
Ruh,
Akal, 
Nafsu


memang agak sulit untuk mengenali Ammar Rabbi ini kecuali mempelajarinya
karena telah banyak orang salah sangka dengan istilah tersebut,
sehingga timbul berbagai pemahaman yang membawa kepada "kesesatan" atau menolaknya ...


akibatnya ...
maka terjadilah ilmu ini sebagai "momok" dan ditakuti oleh Islam itu sendiri
yang pada gilirannya mereka menutup rapat istilah "Nur Muhammad" ini di dalam kehidupannya


di dalam Al-Qur'an Allah berfirman yang artinya :

# jadilah kamu orang Rabbani Ahlullah dengan mengajarkan kitab dan mempelajari kitab Al-Qur'an #
(Surah Al-Imran ayat 79)



ayat di atas adalah suatu perintah dari Allah 
jadilah kamu orang Rabbani
(orang yang memahami ilmu ketuhanan) yaitu suatu kepercayaan tentang yang ghaib

Ilmu yang ghaib datangnya daripada Allah
karena Tuhan itu adalah Yang Maha Ghaib

ilmu ini akan menyentuh permasalahan tentang Asma, Sifat dan dalam soal asal-usul .....soal Af'al Allah ...

walaupun ilmu ini jarang di ajar kan 
namun itulah yang diperintahkan oleh Allah kepada manusia


Rabbani itu ialah :

- Dia yang Awal
-Dia yang Akhir
-Dia yang Zahir
-Dia yang Bathin



jika mau mengenal Dia ...
maka Dia itu Zat

maka Zat itu pula adalah Zat yang tidak berupa apapun jua
(laisa kamislihi)

artinya :
ketika hendak mengenal yang Ghaib,
maka di sana terdapat "lampu merah" tanda bahaya ...

yaitu jangan ada di antara manusia yang coba-coba mau mengenal Zat Nya
ini sangat terlarang ...

akan tetapi ...
yang diperintahkan adalah
tentang mengenal makhluk ciptaan-Nya 
sekalipun makhluk itu berbentuk ghaib seperti "
Jauhal fardh,
Jisim,
Jirim,
Jauhar basith



atau istilah ...
molekul
atom
elektron
newtron
proton
ion, dll... dll... dll...


m a k a 

di sini lah para ilmuwan mengambil suatu pendekatan untuk mengenal Allah melalui mengenal Asma-Nya yaitu Nur


untuk suatu pedekatan mengenal-Nya dan dengan mengenal Asma Allah-lah lahir ilmu yang disebut sebagai sifat 20 dengan tujuan untuk mengenal Tuhan dan mengenal diri


semua bentuk ilmu ini adalah ber azas kan kepada yang ghaib


coba fikirkan ...
dari apa Nyawa dijadikan oleh Allah ...?

Ruhnya ...?
Akal ...?
Nafsunya ...?


semua ini adalah makhluk Tuhan ...
sekalipun Nyawa itu bertaraf Zat ...























semoga bermanfaat

salam damai hati selalu




Rabu, 24 Juli 2013

NUR MUHAMMAD 1


WARNING

kajian ini terlalu berat bagi yang belum memiliki dasar,
diharapkan merujuk kepada Imam-iman yang dapat dipercaya



Muhammad itu merupakan Nur yang terpancar dari Zat Tuhan

Nur Muhammad adalah yang pertama diciptakan
Nur Muhammad adalah Ruh dari segala makhluk

sehingga tidak ada mahluk tanpa adanya Nur Muhammad
karena dengan Nur Muhammad inilah Dia melahirkan secara nyata sifat Ketuhanan-Nya dalam diri setiap makhluk


Hidup kita karena hidupnya Muhammad dalam DIRI kita
Hidupnya Muhammad dalam diri kita karena Hayat-Nya Allah SWT

Tahu kita karena tahu-nya Muhammad pada Hati kita,
Tahunya Muhammad pada hati kita dengan ILMU Nya Allah SWT

Kuasa kita karena kuasa Muhammad pada TULANG kita,
Kuasanya Muhammad pada tulang kita dengan QUDRAT Nya Allah SWT

Berkehendak kita karena ke hendak Muhammad pada NAFSU kita,
Berkehendaknya Muhammad pada nafsu kita dengan IRADAT Nya Allah SWT

Mendengar kita karena pendengaran Muhammad pada TELINGA kita
Mendengarnya Muhammad pada telinga kita dengan SAMI-Nya Allah SWT

Melihat kita karena penglihatannya Muhammad pada MATA kita,
Melihatnya Muhammad pada mata kita dengan BASIR-Nya Allah SWT

Berkata kita karena berkatanya Muhammad pada LIDAH kita,
Berkatanya Muhammad pada lidah kita dengan KALAM-Nya Allah SWT



Awal Muhammad adalah NURANI
menjadi Ruh dalam diri kita

Akhir Muhammad itu adalah ROHANI
menjadi Hati dalam diri kita

Dzahir Muhammad itu adalah INSANI
menjadi Rupa dalam diri kita

Bathin Muhammad itu adalah RABBANI
menjadi Ujud dalam diri kita



sedangkan Anasir Ruh Muhammad itu dapat di-faham-i dalam 
4 kedudukan, yaitu :

- Ujud
Ujud merupakan penzahiran dari Zat Allah menjadi Rahasia pada kita 
dan pada hakekatnya merupakan keberadaan Muhammad

-Ilmu
Ilmu merupakan penzahiran dari Sifat Allah 
menjadi Ruh pada kita dan pada hakekatnya merupakan Ruh Muhammad

Nur
Nur merupakan penzahiran dari Asma Allah 
menjadi Hati pada kita 
dan pada hakekatnya merupakan Hati Muhammad

Syuhud
Syuhud merupakan penzahiran dari Af'al Allah
menjadi Tubuh pada kita
dan pada kakekatnya merupakan Tubuh Muhammad


pemahaman tentang Ujud adalah Zat Allah
merupakan realitas IMAN dan Keimanan
artinya Ujud itu Ada dan yang di ada kan
pemahamannya adalah bahwa yang ADA itu Allah dan yang DIADAKAN itu Muhammad

pemahaman tentang Ilmu adalah Sifat Allah
merupakn realitas Ruh
artinya Ilmu itu mengetahui dan yang diketahui
pemahamannya adalah bahwa yang MENGETAHUI itu Allah dan yang DIKETAHUI itu Muhammad

pemahaman tentang Nur adalah Asma Allah 
merupakan realitas Hati
artinya Nur itu terang dan yang diterangkan
pemahamannya adalah bahwa yang TERANG itu Allah dan yang DITERANGI itu Muhammad

pemahaman tentang Syuhud adalah Af'al Allah
merupakan realita Tubuh Insan
artinya Syuhud itu memandang dan yang dipandang
pemahamannya adalah bahwa yang MEMANDANG itu Allah dan yang DIPANDANG itu Muhammad





















.


Kamis, 18 Juli 2013

Hakekat Awal Nur Muhammad

  

pemahaman hakekat awal Nur Muhammad
pada umumnya dimulai dari kajian ASAL yaitu KETIKA
seluruh alam belum ada dan belum satupun makhluk di ciptakan Allah SWT

pada saat itu yang ada hanya Zat Tuhan semata-mata.
satu-satunya zat yang ada dengan Sifat Ujud-Nya

banyak dari kalangan Sufi memahami bahwa pada saat itu 
Zat yang Ujud yang bersifat QIDAM
tersebut belumlah menjadi Tuhan
karena belum bernama Allah


untuk bisa dikatakan sebagai Tuhan
sesuatu itu harus dan wajib ada yang menyembah

apabila tidak ada yang menyembah 
maka tidak bisa sesuatu itu disebut Tuhan


karena Zat yang Ujud-Nya bersifat QIDAM tersebut pada saat itu hanya berupa Zat
maka pada saat itu 
Dia belum menjadi Tuhan dan Dia belum bernama Allah

karena kata Allah sendiri dipakai dan diperkenalkan oleh Tuhan sendiri setelah ada makhluk yang akan menyembahnya
serta hakekat makna kata Allah itu sendiri berarti yang disembah oleh sesuatu yang lebih rendah daripadaNya


setelah itu barulah diciptakan Muhammad dalam ujud Nur atau Cahaya 
yang diciptakan atau berasal dari Nur atau Cahaya Zat 
yang menciptakannya
( sebagai perbandingan kalimat Adam diciptakan dari tanah )

yaitu Nur yang cahayanya terang benderang lagi menerangi
( kemudian Nur tersebut difahami sebagai Nur Muhammad )

Nur itulah kemudian men sifati atau memberi sifat akan Zat yaitu Ujud 
yang berarti ada dan mustahil bersifat tidak ada
karena sudah ada yang mengatakan "ada" atau meng-"ada"-kan
yaitu Nur Muhammad


Jabir ibn AbdAllah r.a berkata kepada Rasulullah SAW :

# wahai Rasulullah, biarkan kedua ibu bapakku dikorbankan untukmu, kabarkanlah perkara yang pertama Allah jadikan sebelum semua benda ? #


Baginda Rasul berkata :
wahai Jabir, perkara yang pertama yang Allah jadikan ialah cahaya Rasul mu daripada cahaya-Nya,
dan cahaya itu tetap seperti itu didalam KekuasaanNya selama KehendakNya,
dan tiada apa pada masa itu #
(Hr : al-Tilimsani, Qasfallani, Zaeqani)
Abd al-Haqq al-Dihlawi mengatakan bahwa hadist ini sahih


Ali ibn al-Husayn daripada bapaknya daripada kakeknya berkata bahwa Rasulullah SAW berkata :

# aku adalah cahaya dihadapan Tuhanku selama 14 ribu tahunsebelum Dia menjadikan Adam a.s
(HR. Imam-Ahmad, Dhahabi dan al-Tabrani)


setelah Nur Muhammad diciptakan dari Nur atau Cahaya Zat Nya
maka selanjutnya Nur Muhammad itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan keberadaannya dengan Zat
karena dengan Nur Muhammad itulah Zat melahirkan semua sifat yang di sifatiNya



# # # # # # # # # # # 



Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi
perumpamaan cahaya Allah 
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus
yang dalamnya ada pelita besar

pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya (yaitu) pohon Zaitun
yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat (nya) 
yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi
walaupun tidak disentuh api

cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) 
Allah membimbing kepada cahaya-Nya 
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
(QS : 024 : An-Nuur ayat 35 )


yang dimaksud lubang yang tidak tembus (Misykat) ialah
suatu lubang didindingrumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya
biasa digunakan untuk tempat lampu atau barang-barang lain

maksudnya pohon zaitun itu tumbuh dipuncak bukit 
ia dapat sinar matahari baik diwaktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam
sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik


Ibn Jubaya dan Ka'b Al Ahbar berkata :

# apa yang dimaksudkan bagi cahaya yang kedua itu ialah Rasulullah SAW karena baginda adalah pesuruhNya dan penyampai dari Allah SWT terhadap apa yang menerangi dan terdzahi #

Ka'b berkata :

minyaknya bersinar akan berkilauan karena Rasulullah SAW bersinar akan diketahui kepada orang ramai
walaupun jika baginda tidak mengakui bahwa baginda adalah seorang nabi
sama seperti minyak itu bersinar berkilauan walaupun tanpa dinyalakan #


dari dalil-dalil tadi difahami bahwa
antara Nur Muhammad dengan Zat Tuhan 
adalah hubungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu dimana Allah berdiri disana Nur Muhammad berada


ibarat api dengan panasnya
dimana api berada maka disana pula panasnya berada

dimana Zat berada disana pula Nur Muhammad berada

bukanlah dikatakan api kalau tidak terasa panas

ketika api disentuh maka sesungguhnya yang tersentuh hanyalah panasnya saja
dan ketika terasa panasnya api 
pada hakekatnya yang dirasakan adalah api itu sendiri

sehingga untuk memudahkan pemahaman kalau di ibaratkan "Api" adalah Zat
dan "Panas" adalah Nur Muhammad yang menjadi sifat yang tidak terpisahkan dari api.





















semoga bermanfaat
salam damai hati selalu




Sabtu, 13 Juli 2013

MAKNA SURAH AL-FATEHAH






dalam firman Allah (Al-Qur'an)
yang terdiri dari 30 juz, 114 surah dan 6666 ayat
terangkum lagi tersimpulkan di dalam Surah Al-Fatehah

di dalam Surah Al-Fatehah itu 
dikatakan di dalam hadist Qudtsi sebagai tujuh ayat yang berulang-ulang

firman Allah :

Aku turunkan kepada mu tujuh ayat yang berulang-ulang
yaitu tiga bagi-Ku
adalah 
- Alhamdulillahirrabbil 'alamin
- Arrahmanirrahiim
- Maaliki yau middiin

satu (1) antara engaku dan Aku adalah
- Iyyaka na'budu wa iyyaakanas ta'iin

dan tiga (3) bagimu, adalah :
- Ihdinassirothol mustaqim
- Shirothollazi na an'amta alaihim
- Ghroiril maghdu bi'alaihim waladhdholiin ....



Surah Al-Fatehah itu terdiri daripada tujuh (7) ayat yang terbagi menjadi :

tiga (3) bagi Allah
sati (1) antara Insan dengan Allah
tiga (3) bagi Insan


3 1 3 adalah jumlah Rasul Allah

lalu keseluruhan dari tujuh ayat tersebut
sama dengan 313 
sebagaimana juga diriwayatkan bahwa jumlah seluruh Rosul itu ada 313 Rosul


kemudian kandungan Surah Al-Fatehah itu terangkum lagi
tersimpul lagi pada kalimah :

Bismillahirrahmaanirrahiim

artinya :
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Penyayang


akan tetapi makna daripada kalimah tersebut adalah :

Allah hadir pada tiap-tiap sesuatu
juga pada dirimu 
dalam sifat kasih dan sayang-Nya


bagi mereka-mereka yang mengerti akan makna daripada kalimah
Bismillahirrahmaanirrahiim
maka sama halnya ia telah memaknai Surah Al-Fatehah

dan mereka yang dapat memaknai Surah Al-Fatehah
maka sama halnya ia memaknai 30 juz Al-Qur'an 114 surah 6666 ayat

dan bagi mereka yang telah memaknai 30 juz Al-Qur'an 
maka sama halnya ia telah memaknai 
rahasia kehidupan seluruh sekalian alam




















sekedar berbagi dan semoga bermanfaat

salam damai hati selalu




Rabu, 10 Juli 2013

BAB AL - QUR'AN II ( sisi bathin Al - Qur'an )




dalam kaitan dengan Al-Qur'an,
Rasulullah SAW bersabda :

"Al-Qur"an memiliki bentuk luar yang indah dan makna bathin yang kaya"

Beliau juga bersabda :
Al-Qur'an memiliki sisi bathin dan sisi bathin itu memiliki tujuh lapis sisi bathin "
( Al-Qur'an memiliki 7 arti lahir dan 7 arti bathin )
( hadist Qudsti )

Al-Qur'an merupakan kumpulan ayat,
dimana sesuatu yang nyata tidaklah terpisahkan dari yang tak tampak

sehingga ketika seorang memahami yang tampak,
maka ia mengetahui bahwa dia mulai memahami bagian yang tak tampak

j a d i
di balik deretan huruf dan rangkaian kata yang dikandungnya
Al-Qur'an menyimpan petunjuk_petunjuk dan makna_makna bathin yang tak terhingga


Allah SWT berfirman :

Dia-lah yang menurunkan Al kitab (AL-Qur'an) kepadamu,
di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang Muhkamaat
itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an (jelas maknanya) 
dan yang lain (ayat-ayat) Mutasyabihat
(sarat duga atau multi interpretatif)
adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan
maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang Mutasyabihat
untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya.
mereka berkata : "kami beriman kepada ayat-ayat yang Mutasyabihaat, semua itu dari sisi Tuhan kami."
dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal. "
( Ali Imran : 7 )


" dan perumpamaan-perumpamaan ini 
( ayat-ayat Mutasyabihaat ) 
kami buaatkan untuk manusia;
dan tiada yang memahami kecuali orang-orang yang berilmu "
( Al-Ankabut : 43 )

" sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata
( terang maknanya )
di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu (ulama)
dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim "
( Al-Ankabut : 49 )

" Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan 
berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.
adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin
bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka,
tetapi mereka yang ingkar 
mengatakan ; apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan ?;
dengan perumpamaan itu banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali
orang-orang yang fasik."
( Al-Baqarah : 26 )

Ayat-ayat yang Mutasyabihaat dalam Al-Qur'an memiliki ta'wil yang samar atau serat duga

k a l i m a h :

Bismillahirrahmaniirrohiim ...

kalimat ini dapat ditangkap sebagai kalimat pernyataan tentang suatu tindakan  yang sedang dilakukan.
kata "dengan" pada kalimat tersebut menunjukan 
bahwa orang itu melakukan sesuatu 
"dengan" nama Allah sebagaimana halnya dengan pernyataannnya.

"dengan kacamata" 
maka kacamata adalah sesuatau yang digunakan untuk membaca

dengan pengertian yang lain
ada juga penterjemahan yang menambahkan kata "menyebut"
di antara bis dan mi 
sehingga bismillah diterjemahkan menjadi
dengan menyebut nama Allah

beberapa terjemahan tadi menunjukan bahwa
Bismillah
juga tergolong Mutasyabihaat

demikian juga dengan ayat :
Bacalah Dengan Nama Tuhanmu Yang Menciptakan
( Al-Alaq,1)

ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an memiliki kemungkinan untuk difahami 
secara luas dan dalam
bahkan mengapa surat yang pertamakali turun yakni Al Alaq 
ditempatkan pada urutan ke 96 
tentunya menjadikan urutan surat-surat dalam Al-Qur'an juga menjadi Mutasyabihaat.
kenyataannnyalah bahwa sebagian besar ayat-ayat Al-Qur'an 
bahkan urutan suratnya adalah Mutasyabihaat
(serat duga )

Firman Allah terekam di Al-Qur'an dalam bentuk huruf dan kata
sementara tindakannya terungkap di alam semesta dalam kejadian yang faktual

antara kata dan kejadian ini terdapat jalinan yang jelas bagi orang-orang yang berilmu.

itulah mengapa seorang hambatidak akan pernah menemukan
pertentangan pada saat mencari pengetahuan tentang alam melalui metedologi saintitik 
dan menerima pengetahuan tentang alam ghaib dari wahyu Al-Qur'an.
bahkan dengan penuh keyakinan ia akan menyadari 
bahwa dibalik tanda-tanda fisik terdapat makna-makna bathin yang luas dan dalam
sehingga ia akan senantiasa mencari petunjuk-petunjuk dari Al-Qur'an dan hadist mengenai makna-makna itu

Kitab Al-Qur'an adalah kitab yang menghimpun atau merangkum
seluruh pengetahuan, keinginan, kekuasaan dan perbuatan Allah.

perintah untuk membaca (Iqra) merupakan ajaran/ajakan
untuk memahami Al-Qur'an
bahkan sekedar melafalkannya
Allah ber ulang-ulang menyebutkannya dalam Kitab Al-Qur'an,
dan salah satu ayat,
Firman-Nya

" Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran
maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?"

lalu
bagaimana kita memahami Al-Qur'an secara mendalam dengan baik dan benar
sehingga tidak terkena ancaman Allah yang dinyatakan dalam firman-Nya :

Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan
maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihaat untuk menimbulkan fitnah 
dan untuk mencari-cari takwilnya,"
( Al- Imran ; 7 )


dengan tidak mengesampingkan pentingnya ilmu pengetahuan
 yang kita bina didalam otak 
denga cara belajar di sekolah,
yang sangat penting dalam memahami ayat-ayat Allah sampai ke sisi bathinnya,
adalah ilmu hati yang terletak di dalam dada.

hati dan otak adalah dua unsur materi sangat berbeda 
baik dari segi materi, wilayah persepsi, fungsi dan dayanya

penting untuk kita sadari bahwa 
kemampuan akal (otak) untuk memahami secara obyektif-empiris,
ada batasnya
contohnya untuk memahami dimana ujung batas dari alam semesta ini saja 
akal tidak dapat menjangkaunya
apalagi untuk secara langsung memahami sesuatu yang bathin


Kitab Al-Qur'an ada menjelaskan bahwa dengan berfikir saja tidak cukup 
untuk memahami Al-Qur'an

Firman Allah SWT :

" Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti 
kecuali dengan persangkaan (pikiran) saja
sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran
sesungguhnya Allah Maha Mengetaui pa yang mereka kerjakan."
( Yunus : 36 )

bahkan yang sebenarnya,
mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan ilmunya
dan belum datang kepada mereka takwilnya
(penjelasannya)


" Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan.
Maka perhatikanlah bagimu akibat orang-orang yang zalim itu"
( Yunus : 39 )

kedua ayat di atas
Allah menunjukkan sesuatu yang bathin harus dipahami dengan ilmu hati (bathin)

karenanya untuk memahami Al-Qur'an pada sisi bathinnya,
perlu masuk ke tingkat persepsi yang lebih tinggi

bila alat yang bernama akal itu sudah tidak berdaya,
maka selain akal, alat apalagi yang dapat kita pakai untuk memahaminya

Rasulullah SAW bersabda :
" Di dalam dada ada segumpal daging,
yang bila baik itu daging maka baiklah semua amal perbuatannya,
bila buruk maka buruklah amal perbuatannya,
itulah kalbu, "
( segumpal daging yang dimaksud = jantung/hati )

Firman Allah :

" Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi,
lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami
atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
karena sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada, "
( Al-Hajj : 46 )


"Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia.
mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat kami)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah)
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah) 
mereka itu sebagai binatang ternak 
bahkan mereka lebih sesat lagi
mereka itulah orang-orang yang lalai
(hatinya lalai dari ingat Allah),"
( Al Araaf : 179 )


" Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (matahatinya) dari  kesesatannya.
dan kamu tidak dapat memperdengarkan melainkan kepada orang-orang yang beriman 
dengan ayat-ayat/tanda-tanda kami.
mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada kami)."
( Ar Ruum : 53 )


dari firmanAllah tadi 
dapatlah kita simpulkan bahwa
hati yang terletak di dalam dada memiliki sesuatu untuk memahami
sisi bathin Al-Qur'an
sesuatu itu diterangkan Allah sebagai matahati

pada ayat tersebut telah menunjuk 
hati sebagai pusat kesadaran manusia
bukan pikirannya.
Jadi Islam mendahulukan hati yang aktif sebagi pusat kesadaran
menghasilkan ilham 
kemudian dilanjutkan dengan berfikir dengan akalnya

Ilmu hati inilah yang perlu dipelajari dari sumber-sumber yang benar
sehingga dapat melepaskan kita dari kesesatan dalam memahami
pesan-pesan Allah yang terekam dalam Kitab Al-Qur'an


Tentang Al-Qur'an yang bathin diterangkan Allah melalui ayat-ayat dalam kitab Qur'an :


Tidaklah Al-Qur'an ini dibuat oleh selain Allah;
yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menerangkan kitab yang tidak ada keraguan didalamnya (kitab Al-Qur'an) dari Tuhan Semesta Alam
( Yunus : 37 )


=
Sebenarnya Al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata
(terang maknanya)
di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu(ulama)
dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim
( Al Ankabut : 49 )

Al-Qur'an yang bathin ini mejadi furqan membedakan(menunjukan)
yang haq (kebenaran) dan yang batil (salah)


"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an,
maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. "
( Al A'raaf : 204 )























semoga bermanfaat

salam damai hati selalu